ENDIH
YANG GIGIH
Ada seorang pria yang bernama Endih,
dia bertekad mengadu nasib dari kampong ke Ibu Kota, ia bertekad ingin
membahagiakan orang tuanya yang ada di kampung yang sudah berusia setengah
abad. Pertama kali dia dating ke Jakarta, ia bingung mau cari kerja apa,
sedangkan dia hanya lulusan SMP, dan dia pun bingung tak ada seorang pun yang
ia kenal, sampai dia dapat pekerjaan sebagai pedagang es cendol yang
penghasilannya tidak menentu.
Tapi Endih tetap berusaha menjalani
pekerjaan ini, tiap hari ia sisihkan sedikit penghasilannya dari menjual
cendol.Endih diupah setiap hari sebesar 60 ribu perhari oleh sang majikan
cendol. Endih bingung dengan uang segitu harus diapakan olehnya sedangkan ia
belum punya tempat tinggal.
Endih pun mulai memutar otaknya, ia
mencari pekerjaan lain yang penghasilannya jauh lebih tinggi dari gaji ia
menjual cendol. Dan secara tidak sengaja Endih mendengar seorang Ibu sedang
mencari tukang kebun dan tidak piker panjang Endih mendatangi si Ibu itu.Dan
Endih berkata “saya bersedia bu ! untuk jadi tukang kebun di rumah Ibu”
dan Ibu pun berkata “kamu siap kalo mulai besok kamu mulai kerja ?”
Endih berkata “saya siap bu, tapi saya punya satu masalah bu ? kalo setiap pagi
samapai siang saya jualan cendol bu”
Ibu berkata “oh, tidak apa – apa, kamu mulai kerja setelah kamu pulang jualan
cendol saja !”
Endih berkata “oh iya Ibu terima kasih, saya sangat senang”
Ibu berkata “tenang soal gaji saya sudah atur berapa per bulan, kita bicarakan
besok saja”
Endih berkata “iya bu, oh iya saya ijin jualan lagi bu ?”
Ibu berkata “oh ya silahkan lanjutkan saja jualannya”
Dan tidak lupa si Ibu itu pun memberikan alamat rumahnya Jl. Margonda Blok B No
136, Jakarta Timur, nama Ibu itu adalah Ibu Siti.
Endih pun bergegas pergi meninggalkan
Ibu Siti, Endih kembali berkeliling kampong mencari pelanggannya. Sampai
dagangannya habis ia kembali ke tempat majikan cendol untuk menyetorkan
penghasilannya. Dan seperti biasa Endih di upah 60 Ribu.
Ketika siang berubah malam seperti
biasa ia bingung mau tidur dimana dan Endih pun bilang kepada majikan cendol
“pa, apakah bapak punya kamar yang kosong untuk saya tidur mala mini ?”
“oh iya ada kebetulan kamar anak saya kosong tapi hanya satu malam saja, esok
hari anak saya pulang” Majikan berkata.
Tanpa piker panjang Endih pun menerimanya walaupun satu malam.
Setelah ia datangi kamar itu dan dia
beristirahat sambil menyisihkan uang hasil jualannya. Setelah itu Endih
tertidur pulas, untuk melanjutkan hari esok yang mungkin lebih berat dari hari
ini.
Cahaya gelap kini sudah berganti
dengan cahaya terang dan ayam jago punya sang majikan pun seakan membangunkan
Endih untuk beraktivitas kembali. Endih bergegas dari tempat tidur dan langsung
menuju kamar mandi, setelah ia beres mandi ia menyiapkan dagangannya yang akan
di jualkan. Dan saat jam menunjukan pukul 09.00 WIB Endih mulai berkeliling
kampong seperti biasa menjual es cendolnya, tak disangka ia berkeliling ada
seorang bapa yang mau membeli semua dagangannya untuk para tamu yang ada di
rumah si bapa pembeli itu.
Dan tidak disangka Bapa itu
membayarnya dengan harga 500 ribu. Ia pun bergegas kembali kerumah juragan
cendol untuk menyetorkan hasil dagangannya yang naik 2X lipat. Majikan cendol
pun kaget ketika ia melihat Endih pulang
Majikan berkata “Dih, ko jam segini sudah pulang”
Endih berkata “iya pa tai ada seorang Bapa yang memborong dagangan saya”
Majikan berkata “berapa Bapa itu membayarnya ?”
Endih berkata “sebesar 500 ribu pa”
Juragan cendol pun tersenyum gembira.
Beda dengan hari biasanya Endih di
upah lebih besar yaitu sebesar 150 ribu Endih pun sangat senang. Tiba – tiba
Endih teringat dengan pekerjaan yang lain ia pun bergegas ke rumah Ibu Siti.
Setelah tiba di depan rumah Ibu Siti, Endih hanya bisa terdiam melihat betapa
besarnya rumah Ibu Siti, sampai ada seorang pembantu bertanya “pa, mau cari
siapa ?”
Endih berkata “oh ya maaf mba, apa benar ini rumah Ibu Siti ?”
Pembantu berkata “iya benar”
Endih berkata “Ibu Sitinya ada mba ?”
Pembantu berkata “ada silahkan masuk pa”
Setelah di ajak masuk, sesekali
Endih melihat kiri – kanan yang begitu banyak barang – barang mewah. Setelah
tiba di ruang tamu, Endih duduk sambil menunggu Ibu Siti, tak lama kemudian Ibu
Siti datang “oh ya Endih kamu siap bekerja ?”
Endih berkata “saya siap Bu”
Ibu Siti berkata “kita bicarakan masalah gaji dulu saja yah, kira – kira kalau
saya menggaji kamu 700 ribu per bulan gimana ?”
Endih hanya bisa menganggukan kepalanya saja, sesekali Endih mengajukan
pertanyaan kepada Ibu Siti “Bu, apakah Ibu tinggal sendiri di rumah sebesar ini
?”
Ibu Siti menjawab “saya baru saja ditinggal Suami saya 1 tahun lalu”
Endih berkata “oh maaf bu saya tidak tahu”
Dan Ibu Siti juga punya pertanyaan untuk Endih “Endih sekarang kamu tinggal
dimana ?”
Endih menjawab “saya belum punya tempat tinggal bu”
Ibu Siti berkata “kebetulan saya ada banyak kamar kosong, apakah kamu mau?
Endih menjawab “yang benar bu ? saya mau”
Endih pun hanya bisa tersenyum bahagia karena ia mendapat tempat tinggal yang
baru.
Tidak terasa waktu terus berjalan,
Endih terlalu banyak bertanya sampai lupa waktu tak lama kemudian Endih pamit
untuk mengambil bajunya yang ia tinggal di rumah majikannya. Setelah ia
membereskan bajunya ia kembali kerumah Ibu Siti yang kebetulan tidak terlalu
jauh dari tempat majikan cendol. Setelah malam dating untuk pertama kalinya ia
tidur di rumah mewah.
Setelah tiba fajar, Endih terbangun
dan bersiap untuk beraktivitas kembali. Sebelum Ibu Siti terbangun Edih sudah
mulai beraktivitas di rumah Ibu Siti majikan barunya. Pekerjaan Pertama yang
Endih lakukan adalah sebagai tukang kebun, ia menyiram tanaman, memotong rumput
liar yang tumbuh di halaman rumah. Sambil menunggu waktu beranjak siang hanya
pekerjaan itu yang ia bisa lakukan di hari pertamanya jadi tukang kebun. Waktu
pun beranjak siang Endih bergegas mendatangi rumah majikan cendol untuk
mengambil dagangannya saat Endih berjualan. Ibu Siti terbangun dari tempat
tidur, betapa kagetnya Ibu Siti melihat pekerjaan rumahnya begitu rapih dan
bersih.
Ibu Siti bertanya pada pembantunya “apakah semua ini Endih yang mengerjakannya
?”
pembantu menjawab “iya bu ini Endih yang mengerjakan semuanya”
Ibu Siti merasa senang rumahnya begitu rapih dan kemudian Ibu Siti menyuruh
pembantunya untuk menyiapkan sarapan untuknya. Setelah sarapan siap, Ibu Siti
langsung menyantap sarapannya itu, sambil berkata kepada pembantunya “kalau
Endih sudah pulang suruh cuci mobil saya yah”
Pembantu menjawab “iya bu akan saya sampaikan kepada Endih”
Ibu Siti berkata “ya sudah, saya mau mandi dulu saya mau berangkat ke kantor
untuk bekerja”
Setelah Ibu Siti selesai mandi ia pun siap untuk bekerja kembali di
kantornyayang terletak di Jl. Mawar Jakarta Barat.
Setelah Endih pulang dari berjualan
es, Endih langsung menyelesaikan pekerjaannya yang mungkin sudah menumpuk di
rumah Ibu Siti. Setelah Endih sampai di rumah Ibu Siti, Endih bertemu dengan
pembantu dan berkata “Dih, Ibu menyuruh kamu mencuci mobilnya”
Endih menjawab “oh iya mba segera saya lakukan”
tanpa banyak Tanya lagi Endih langsung
mencuci mobil Ibu Siti, dengan sangat hati – hati Endih mencuci mobil
Ibu Siti, sedikit – sedikit ia bersihkan seluruh bagian mobil, tanpa terasa
mobil pun sudah tercuci bersih dan pekerjaannya pun selesai.
Tak terasa hari terus berjalan Endih
pun sudah satu bulan bekerja di rumah Ibu Siti dan siap menerima gaji
pertamanya dari Ibu Siti. Keesokan harinya Endih di panggil oleh Ibu Siti untuk
mengambil gaji pertamanya, dengan hati senang Endih mendatangi Ibu Siti yang
berada di ruang tamu. Tanpa basa basi Ibu Siti memberikan gaji Endih yang
pertama, Endih pun menerimanya dengan hati senang. Saat malam tiba Endih
menghitung uang hasil jerihpayahnya dari berjualan es dan bekerja sebagai
tukang kebun. Ternyata uang hasil jerihpayahnya lumayan besar selama ia bekerja
satu bulan penuh dari berjualan es dan jadi tukang kebun. Endih mempunyai uang
sebesar 3,5 Juta dalam satu bulan itu.
Keesokan harinya Endih bekerja
seperti biasanya, berjualan es, membersihkan halaman rumah, menyiram tanaman
dan mencuci mobil samapai suatu hari pembantu di rumah Ibu Siti pulang kampung
selama satu minggu, lalu semua pekerjaan rumah, Endih lakukan sendirian. Dia
pun memasak untuk sarapan Ibu Siti tanpa sengaja ternyata masakannya sama
seperti pembantunya itu. Sebelum bekerja Ibu Siti mencicipi dulu apa yang sudah
di masak Endih, yaitu nasi goring ternyata nasi goreng yang dimasak Endih
rasanya berbeda dengan masakan pembantunya yang setiap hari membuatkan sarapan
Ibu Siti. Ibu Siti ketagihan masakan dari Endih setelah hari berganti Ibu Siti
pun meminta di buatkan sarapan lagi oleh Endih tapi bukan nasi goreng Ibu Siti
meminta di buatkan soto, ternyata rasanya sama seperti hari sebelumnya masakan
Endih sangat enak. Ternyata Endih bercita – cita jadi seorang koki terkenal
Sampai Ibu Siti mengajak teman –
temannya makan malam di rumahnya untuk mencicipi masakan Endih “tak seperti
biasanya Ibu Siti makan – makan dirumah mungkin Ibu Siti memang benar – benar
suka masakan saya” Endih ucap. Dan Endih mulai memainkan kelihaiannya di dapur
untuk menyajikan masakan sayur sop buatannya. Setelah ia menyajikan sayur
buatannya kepada teman – teman Ibu Siti yang macam itu ingin mencicipi masakan
Endih yang memang sengaja di undang oleh Ibu Siti. Ternyata bukan lidah Ibu
Siti saja yang cocok dengan masakan Endih, teman – temannya pun bilang
masakannya itu enak. Sampai – sampai salah satu dari teman Ibu Siti meminta
untuk di buatkan lagi sayur sop buatan Endih. Ibu Siti hanya bisa tersenyum
mendengar permintaan itu.
Setelah acara makan –
makan itu selesai Endih membereskan piring – piring bekas teman – teman Ibu
Siti menikmati sayur sop buatannya. Setelah semuanya sudah rapih, Endih
beristirahat dan berkata “betapa lelahnya hari ini” siring malam berlalu
perlahan Endih pun tertidur.
Setelah pagi tiba Endih pun
terbangun dan beraktivitas kembali. Sudah tiga hari Endih tidak berjualan es
cendol ia hanya bekerja di rumah Ibu Siti, ia baru mau berjalan lagi kalau
pembantu di rumah Ibu Siti sudah pulang dan melakukan pekerjaannya. Tiba – tiba
saat Endih menyiram tanaman di halaman rumah Endih di panggil oleh Ibu Siti ,
ternyata Ibu Siti mau memebri sebuah pekerjaan baru kepada Endih, Endih
ditawari membuka usaha makanan, Endih hanya bisa diam dan bingung. Ibu Siti
berkata “soal biaya, saya yang tanggung”
Endih menjawab “saya takut jadi beban buat ibu jika saya menerima penawaran
itu”
Ibu Siti berkata “itu bukan jadi alas an buat kamu untuk menolak tawaran ini ?”
Endih menjawab “terima kasih bu, Ibu sudah baik sama saya, yasudah saya
pikirkan dulu soal tawaran Ibu”
Ibu Siti berkata”ya sudah saya tunggu besok yah”
Ibu Siti pun langsung bergegas untuk kerja ke kantornya.