Arsenal FC

Friday, 11 November 2016

Contoh Cerpen Bahasa Indonesia "

ENDIH YANG GIGIH
            Ada seorang pria yang bernama Endih, dia bertekad mengadu nasib dari kampong ke Ibu Kota, ia bertekad ingin membahagiakan orang tuanya yang ada di kampung yang sudah berusia setengah abad. Pertama kali dia dating ke Jakarta, ia bingung mau cari kerja apa, sedangkan dia hanya lulusan SMP, dan dia pun bingung tak ada seorang pun yang ia kenal, sampai dia dapat pekerjaan sebagai pedagang es cendol yang penghasilannya tidak menentu.
            Tapi Endih tetap berusaha menjalani pekerjaan ini, tiap hari ia sisihkan sedikit penghasilannya dari menjual cendol.Endih diupah setiap hari sebesar 60 ribu perhari oleh sang majikan cendol. Endih bingung dengan uang segitu harus diapakan olehnya sedangkan ia belum punya tempat tinggal.
            Endih pun mulai memutar otaknya, ia mencari pekerjaan lain yang penghasilannya jauh lebih tinggi dari gaji ia menjual cendol. Dan secara tidak sengaja Endih mendengar seorang Ibu sedang mencari tukang kebun dan tidak piker panjang Endih mendatangi si Ibu itu.Dan Endih berkata “saya bersedia bu ! untuk jadi tukang kebun di rumah Ibu” 
dan Ibu pun berkata “kamu siap kalo mulai besok kamu mulai kerja ?”
Endih berkata “saya siap bu, tapi saya punya satu masalah bu ? kalo setiap pagi samapai siang saya jualan cendol bu”
Ibu berkata “oh, tidak apa – apa, kamu mulai kerja setelah kamu pulang jualan cendol saja !”
Endih berkata “oh iya Ibu terima kasih, saya sangat senang”
Ibu berkata “tenang soal gaji saya sudah atur berapa per bulan, kita bicarakan besok saja”
Endih berkata “iya bu, oh iya saya ijin jualan lagi bu ?”
Ibu berkata “oh ya silahkan lanjutkan saja jualannya”
Dan tidak lupa si Ibu itu pun memberikan alamat rumahnya Jl. Margonda Blok B No 136, Jakarta Timur, nama Ibu itu adalah Ibu Siti.

            Endih pun bergegas pergi meninggalkan Ibu Siti, Endih kembali berkeliling kampong mencari pelanggannya. Sampai dagangannya habis ia kembali ke tempat majikan cendol untuk menyetorkan penghasilannya. Dan seperti biasa Endih di upah 60 Ribu.
            Ketika siang berubah malam seperti biasa ia bingung mau tidur dimana dan Endih pun bilang kepada majikan cendol “pa, apakah bapak punya kamar yang kosong untuk saya tidur mala mini ?”
“oh iya ada kebetulan kamar anak saya kosong tapi hanya satu malam saja, esok hari anak saya pulang” Majikan berkata.
Tanpa piker panjang Endih pun menerimanya walaupun satu malam.

            Setelah ia datangi kamar itu dan dia beristirahat sambil menyisihkan uang hasil jualannya. Setelah itu Endih tertidur pulas, untuk melanjutkan hari esok yang mungkin lebih berat dari hari ini.
            Cahaya gelap kini sudah berganti dengan cahaya terang dan ayam jago punya sang majikan pun seakan membangunkan Endih untuk beraktivitas kembali. Endih bergegas dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi, setelah ia beres mandi ia menyiapkan dagangannya yang akan di jualkan. Dan saat jam menunjukan pukul 09.00 WIB Endih mulai berkeliling kampong seperti biasa menjual es cendolnya, tak disangka ia berkeliling ada seorang bapa yang mau membeli semua dagangannya untuk para tamu yang ada di rumah si bapa pembeli itu.
            Dan tidak disangka Bapa itu membayarnya dengan harga 500 ribu. Ia pun bergegas kembali kerumah juragan cendol untuk menyetorkan hasil dagangannya yang naik 2X lipat. Majikan cendol pun kaget ketika ia melihat Endih pulang
Majikan berkata “Dih, ko jam segini sudah pulang”
Endih berkata “iya pa tai ada seorang Bapa yang memborong dagangan saya”
Majikan berkata “berapa Bapa itu membayarnya ?”
Endih berkata “sebesar 500 ribu pa”
Juragan cendol pun tersenyum gembira.

            Beda dengan hari biasanya Endih di upah lebih besar yaitu sebesar 150 ribu Endih pun sangat senang. Tiba – tiba Endih teringat dengan pekerjaan yang lain ia pun bergegas ke rumah Ibu Siti. Setelah tiba di depan rumah Ibu Siti, Endih hanya bisa terdiam melihat betapa besarnya rumah Ibu Siti, sampai ada seorang pembantu bertanya “pa, mau cari siapa ?”
Endih berkata “oh ya maaf mba, apa benar ini rumah Ibu Siti ?” 
Pembantu berkata “iya benar”
Endih berkata “Ibu Sitinya ada mba ?”
Pembantu berkata “ada silahkan masuk pa”

            Setelah di ajak masuk, sesekali Endih melihat kiri – kanan yang begitu banyak barang – barang mewah. Setelah tiba di ruang tamu, Endih duduk sambil menunggu Ibu Siti, tak lama kemudian Ibu Siti datang “oh ya Endih kamu siap bekerja ?”
Endih berkata “saya siap Bu”
Ibu Siti berkata “kita bicarakan masalah gaji dulu saja yah, kira – kira kalau saya menggaji kamu 700 ribu per bulan gimana ?”
Endih hanya bisa menganggukan kepalanya saja, sesekali Endih mengajukan pertanyaan kepada Ibu Siti “Bu, apakah Ibu tinggal sendiri di rumah sebesar ini ?”
Ibu Siti menjawab “saya baru saja ditinggal Suami saya 1 tahun lalu”
Endih berkata “oh maaf bu saya tidak tahu”
Dan Ibu Siti juga punya pertanyaan untuk Endih “Endih sekarang kamu tinggal dimana ?”
Endih menjawab “saya belum punya tempat tinggal bu”
Ibu Siti berkata “kebetulan saya ada banyak kamar kosong, apakah kamu mau?
Endih menjawab “yang benar bu ? saya mau”
Endih pun hanya bisa tersenyum bahagia karena ia mendapat tempat tinggal yang baru.

            Tidak terasa waktu terus berjalan, Endih terlalu banyak bertanya sampai lupa waktu tak lama kemudian Endih pamit untuk mengambil bajunya yang ia tinggal di rumah majikannya. Setelah ia membereskan bajunya ia kembali kerumah Ibu Siti yang kebetulan tidak terlalu jauh dari tempat majikan cendol. Setelah malam dating untuk pertama kalinya ia tidur di rumah mewah.
            Setelah tiba fajar, Endih terbangun dan bersiap untuk beraktivitas kembali. Sebelum Ibu Siti terbangun Edih sudah mulai beraktivitas di rumah Ibu Siti majikan barunya. Pekerjaan Pertama yang Endih lakukan adalah sebagai tukang kebun, ia menyiram tanaman, memotong rumput liar yang tumbuh di halaman rumah. Sambil menunggu waktu beranjak siang hanya pekerjaan itu yang ia bisa lakukan di hari pertamanya jadi tukang kebun. Waktu pun beranjak siang Endih bergegas mendatangi rumah majikan cendol untuk mengambil dagangannya saat Endih berjualan. Ibu Siti terbangun dari tempat tidur, betapa kagetnya Ibu Siti melihat pekerjaan rumahnya begitu rapih dan bersih.
Ibu Siti bertanya pada pembantunya “apakah semua ini Endih yang mengerjakannya ?”
pembantu menjawab “iya bu ini Endih yang mengerjakan semuanya”
Ibu Siti merasa senang rumahnya begitu rapih dan kemudian Ibu Siti menyuruh pembantunya untuk menyiapkan sarapan untuknya. Setelah sarapan siap, Ibu Siti langsung menyantap sarapannya itu, sambil berkata kepada pembantunya “kalau Endih sudah pulang suruh cuci mobil saya yah”
Pembantu menjawab “iya bu akan saya sampaikan kepada Endih”
Ibu Siti berkata “ya sudah, saya mau mandi dulu saya mau berangkat ke kantor untuk bekerja”
Setelah Ibu Siti selesai mandi ia pun siap untuk bekerja kembali di kantornyayang terletak di Jl. Mawar Jakarta Barat.

            Setelah Endih pulang dari berjualan es, Endih langsung menyelesaikan pekerjaannya yang mungkin sudah menumpuk di rumah Ibu Siti. Setelah Endih sampai di rumah Ibu Siti, Endih bertemu dengan pembantu dan berkata “Dih, Ibu menyuruh kamu mencuci mobilnya”
Endih menjawab “oh iya mba segera saya lakukan”
tanpa banyak Tanya lagi Endih langsung  mencuci mobil Ibu Siti, dengan sangat hati – hati Endih mencuci mobil Ibu Siti, sedikit – sedikit ia bersihkan seluruh bagian mobil, tanpa terasa mobil pun sudah tercuci bersih dan pekerjaannya pun selesai.

            Tak terasa hari terus berjalan Endih pun sudah satu bulan bekerja di rumah Ibu Siti dan siap menerima gaji pertamanya dari Ibu Siti. Keesokan harinya Endih di panggil oleh Ibu Siti untuk mengambil gaji pertamanya, dengan hati senang Endih mendatangi Ibu Siti yang berada di ruang tamu. Tanpa basa basi Ibu Siti memberikan gaji Endih yang pertama, Endih pun menerimanya dengan hati senang. Saat malam tiba Endih menghitung uang hasil jerihpayahnya dari berjualan es dan bekerja sebagai tukang kebun. Ternyata uang hasil jerihpayahnya lumayan besar selama ia bekerja satu bulan penuh dari berjualan es dan jadi tukang kebun. Endih mempunyai uang sebesar 3,5 Juta dalam satu bulan itu.
            Keesokan harinya Endih bekerja seperti biasanya, berjualan es, membersihkan halaman rumah, menyiram tanaman dan mencuci mobil samapai suatu hari pembantu di rumah Ibu Siti pulang kampung selama satu minggu, lalu semua pekerjaan rumah, Endih lakukan sendirian. Dia pun memasak untuk sarapan Ibu Siti tanpa sengaja ternyata masakannya sama seperti pembantunya itu. Sebelum bekerja Ibu Siti mencicipi dulu apa yang sudah di masak Endih, yaitu nasi goring ternyata nasi goreng yang dimasak Endih rasanya berbeda dengan masakan pembantunya yang setiap hari membuatkan sarapan Ibu Siti. Ibu Siti ketagihan masakan dari Endih setelah hari berganti Ibu Siti pun meminta di buatkan sarapan lagi oleh Endih tapi bukan nasi goreng Ibu Siti meminta di buatkan soto, ternyata rasanya sama seperti hari sebelumnya masakan Endih sangat enak. Ternyata Endih bercita – cita jadi seorang koki terkenal
            Sampai Ibu Siti mengajak teman – temannya makan malam di rumahnya untuk mencicipi masakan Endih “tak seperti biasanya Ibu Siti makan – makan dirumah mungkin Ibu Siti memang benar – benar suka masakan saya” Endih ucap. Dan Endih mulai memainkan kelihaiannya di dapur untuk menyajikan masakan sayur sop buatannya. Setelah ia menyajikan sayur buatannya kepada teman – teman Ibu Siti yang macam itu ingin mencicipi masakan Endih yang memang sengaja di undang oleh Ibu Siti. Ternyata bukan lidah Ibu Siti saja yang cocok dengan masakan Endih, teman – temannya pun bilang masakannya itu enak. Sampai – sampai salah satu dari teman Ibu Siti meminta untuk di buatkan lagi sayur sop buatan Endih. Ibu Siti hanya bisa tersenyum mendengar permintaan itu.
                        Setelah acara makan – makan itu selesai Endih membereskan piring – piring bekas teman – teman Ibu Siti menikmati sayur sop buatannya. Setelah semuanya sudah rapih, Endih beristirahat dan berkata “betapa lelahnya hari ini” siring malam berlalu perlahan Endih pun tertidur.

            Setelah pagi tiba Endih pun terbangun dan beraktivitas kembali. Sudah tiga hari Endih tidak berjualan es cendol ia hanya bekerja di rumah Ibu Siti, ia baru mau berjalan lagi kalau pembantu di rumah Ibu Siti sudah pulang dan melakukan pekerjaannya. Tiba – tiba saat Endih menyiram tanaman di halaman rumah Endih di panggil oleh Ibu Siti , ternyata Ibu Siti mau memebri sebuah pekerjaan baru kepada Endih, Endih ditawari membuka usaha makanan, Endih hanya bisa diam dan bingung. Ibu Siti berkata “soal biaya, saya yang tanggung” 
Endih menjawab “saya takut jadi beban buat ibu jika saya menerima penawaran itu”
Ibu Siti berkata “itu bukan jadi alas an buat kamu untuk menolak tawaran ini ?”
Endih menjawab “terima kasih bu, Ibu sudah baik sama saya, yasudah saya pikirkan dulu soal tawaran Ibu”
Ibu Siti berkata”ya sudah saya tunggu besok yah”
Ibu Siti pun langsung bergegas untuk kerja ke kantornya.

No comments:

Post a Comment